Ayah ASI or Breastfeeding Father
Ayah juga berperan penting dalam proses menyusui
bayi. Itulah yang memunculkan istilah Bapak ASI atau breastfeeding father. Apa
saja yang dapat dilakukan ayah untuk mendukung pemberian ASI? Inilah di
antaranya: menemani istri bangun malam untuk menyusui si kecil, memberikan
kenyamanan pada istri kala menyusui dengan membantunya menemukan posisi yang
nyaman, menjaga komunikasi yang baik dan menyenangkan agar ibu senantiasa
tenteram, segera membersihkan diri sepulang bekerja agar dapat memberikan
dekapan hangat kepada bayi dan ibunya, membuatkan camilan atau minuman sehat
untuk istri, menemani istri saat memompa ASI, menyendawakan bayi sesudah
disusui, atau mengambil alih bayi yang tengah mengalami kolik agar ibu dapat
beristirahat dan tidak stres.
Secara psikologis, menempatkan peran ayah dalam
proses menyusui memberikan dampak positif bagi ibu dan bayi. Si kecil mampu
merasakan peran dan kehadiran ayah untuk dirinya. Dalam perkembangan
selanjutnya, bayi tak hanya dekat dengan ibunya tetapi juga ayahnya. Pada
prinsipnya, ayah berperan menjaga keseimbangan emosi ibu dengan memberinya
perasaan tenang, senang, dan bahagia. Ikut berperan merawat dan mengasuh bayi
tentunya akan memberikan semua perasaan itu kepada ibu selain perhatian yang
memang ditujukan kepadanya. Jika dalam menjalankan tugas merawat dan mengasuh
si kecil ibu merasa sendirian, maka rasa sedih akan melandanya. Besar
kemungkinan, hormon adrenalinnya pun meningkat. Peningkatan hormon ini bisa
menekan pengeluaran hormon oksitosin dan prolaktin yang berperan dalam produksi
susu. Akibatnya, produksi susu akan menurun baik kualitas maupun kuantitasnya.
Sebaliknya jika ibu gembira, tenang, dan bahagia, maka produksi ASI-nya bisa
banyak.
Ya, bagi anak, kedua orangtua yang terlibat dalam
mengasuh dan merawat dirinya adalah sesuatu yang tak ternilai. Di sisi lain,
suami dan istri dapat bekerja sama saling mengisi peran untuk membentuk anak
yang sehat, percaya diri, dan cerdas.
Komentar
Posting Komentar